Selasa, 17 Desember 2013

PNPM Mandiri Menjadi Panutan Negara-negara Asia Timur dan Pasifik



Pada tanggal 29 Oktober  hingga  1 November 2013 dilaksanakan kegiatan East Asia and Pacific Regional Conference on Community Driven Development di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu wadah untuk memfasilitasi diskusi di antara berbagai pihak yang terkait dengan program-program berbasis pemberdayaan masyarakat baik pemerintah, praktisi, maupun pelaksana. Peserta konferensi berasal dari 7 negara ASEAN (Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam) serta Afghanistan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, serta Timor Leste.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, HR. Agung Laksono, dalam sambutannya menyatakan bahwa program-program pemberdayaan masyarakat perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan melalui kemitraan. Melalui forum ini diharapkan perwakilan dari berbagai negara bisa bermitra sehingga dapat saling memberi masukan untuk keberlanjutan dan pengembangan program-program pemberdayaan masyarakat yang ada.
Di awal acara, Deputi Menko Kesra Urusan Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Sujana Royat, memberikan kata pengantar mengenai perkembangan program pemberdayaan masyarakat di Indonesia serta berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mempertahankan dan mengembangkan program yang dikenal sebagai PNPM Mandiri ini. Adanya fakta bahwa PNPM Mandiri dinilai sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat terbesar di dunia mengundang keinginan para delegasi untuk mengetahui lebih banyak mengenai program ini.
Memasuki sesi diskusi hadir sebagai narasumber yakni Tarmizi Karim, Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri bersama dengan 4 narasumber lainnya yang merupakan perwakilan dari negara Kamboja, Laos, Filipina, serta Vietnam. Dalam sesi tanya jawab, peserta banyak memberikan pertanyaan mengenai berbagai tantangan dalam menjalankan program PNPM Mandiri sehingga bisa berkembang dengan baik seperti saat ini. Dalam penjelasannya, Tarmizi karim mengatakan, “Sebagian besar rakyat Indonesia tidak ingin PNPM Mandiri dihentikan. Sebelum adanya PNPM Mandiri usulan masyarakat sangat jarang terwujud dan mendapat tanggapan, namun melalui mekanisme yang diterapkan PNPM Mandiri usulan masyarakat dapat terwujud sesuai kemungkinan yang ada sehingga masyarakat menyambut program ini dengan sangat baik”
Terkait dengan isu yang muncul di masyarakat mengenai pelaksana PNPM Mandiri yang terjun dalam dunia politik, Sujana Royat dengan tegas menjelaskan bahwa para pelaku PNPM Mandiri yang ingin terjun dalam dunia politik diminta untuk mengundurkan diri dari PNPM Mandiri terlebih dahulu. “Kami tidak ingin ada pihak-pihak tertentu yang bisa mengacaukan sistem yang telah dibangun. Kami mendorong masyarakat untuk melaksanakan prinsip transparansi dengan sebaik-baiknya. Masyarakat dapat melaporkan langsung apabila menemukan dugaan penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang, aset, maupun fasilitas program PNPM Mandiri.”
Pada hari terakhir konferensi ini diharapkan dapat disusun suatu dokumen kesepakatan yang mencakup poin-poin perencanaan kerjasama antar negara di Asia Pacific serta rancangan kegiatan atau agenda yang akan mendukung rencana tersebut.(MA)

Sumber : www.pnpm-mandiri.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar