Pada tanggal 29 Oktober hingga 1 November 2013 dilaksanakan kegiatan East Asia and Pacific Regional Conference on Community Driven Development di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu wadah untuk memfasilitasi diskusi di antara berbagai pihak yang terkait dengan program-program berbasis pemberdayaan masyarakat baik pemerintah, praktisi, maupun pelaksana. Peserta konferensi berasal dari 7 negara ASEAN (Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam) serta Afghanistan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, serta Timor Leste.
Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat, HR. Agung Laksono, dalam sambutannya menyatakan bahwa
program-program pemberdayaan masyarakat perlu mendapatkan dukungan dari
seluruh pemangku kepentingan melalui kemitraan. Melalui forum ini
diharapkan perwakilan dari berbagai negara bisa bermitra sehingga dapat
saling memberi masukan untuk keberlanjutan dan pengembangan
program-program pemberdayaan masyarakat yang ada.
Di awal acara, Deputi Menko Kesra Urusan
Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Sujana Royat,
memberikan kata pengantar mengenai perkembangan program pemberdayaan
masyarakat di Indonesia serta berbagai upaya yang telah dilakukan
pemerintah untuk mempertahankan dan mengembangkan program yang dikenal
sebagai PNPM Mandiri ini. Adanya fakta bahwa PNPM Mandiri dinilai
sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat terbesar di dunia
mengundang keinginan para delegasi untuk mengetahui lebih banyak
mengenai program ini.
Memasuki sesi diskusi hadir sebagai
narasumber yakni Tarmizi Karim, Direktur Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri bersama dengan 4
narasumber lainnya yang merupakan perwakilan dari negara Kamboja, Laos,
Filipina, serta Vietnam. Dalam sesi tanya jawab, peserta banyak
memberikan pertanyaan mengenai berbagai tantangan dalam menjalankan
program PNPM Mandiri sehingga bisa berkembang dengan baik seperti saat
ini. Dalam penjelasannya, Tarmizi karim mengatakan, “Sebagian besar
rakyat Indonesia tidak ingin PNPM Mandiri dihentikan. Sebelum adanya
PNPM Mandiri usulan masyarakat sangat jarang terwujud dan mendapat
tanggapan, namun melalui mekanisme yang diterapkan PNPM Mandiri usulan
masyarakat dapat terwujud sesuai kemungkinan yang ada sehingga
masyarakat menyambut program ini dengan sangat baik”
Terkait dengan isu yang muncul di
masyarakat mengenai pelaksana PNPM Mandiri yang terjun dalam dunia
politik, Sujana Royat dengan tegas menjelaskan bahwa para pelaku PNPM
Mandiri yang ingin terjun dalam dunia politik diminta untuk mengundurkan
diri dari PNPM Mandiri terlebih dahulu. “Kami tidak ingin ada
pihak-pihak tertentu yang bisa mengacaukan sistem yang telah dibangun.
Kami mendorong masyarakat untuk melaksanakan prinsip transparansi dengan
sebaik-baiknya. Masyarakat dapat melaporkan langsung apabila menemukan
dugaan penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang, aset, maupun fasilitas
program PNPM Mandiri.”
Pada hari terakhir konferensi ini
diharapkan dapat disusun suatu dokumen kesepakatan yang mencakup
poin-poin perencanaan kerjasama antar negara di Asia Pacific serta
rancangan kegiatan atau agenda yang akan mendukung rencana tersebut.(MA)
Sumber : www.pnpm-mandiri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar